Cuaca dan Iklim
Cuaca adalah keadaan udara pada saat tertentu dan di wilayah
tertentu yang relatif sempit dan pada jangka waktu yang singkat. Cuaca itu
terbentuk dari gabungan unsur cuaca dan jangka waktu cuaca bisa hanya beberapa
jam saja. Misalnya: pagi hari, siang hari atau sore hari, dan keadaannya bisa
berbeda-beda untuk setiap tempat serta setiap jamnya. Di Indonesia keadaan
cuaca selalu diumumkan untuk jangka waktu sekitar 24 jam melalui prakiraan
cuaca yang dikembangkan oleh Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG), Departemen
Perhubungan. Untuk negara-negara yang sudah maju perubahan cuaca sudah
diumumkan setiap jam dan sangat akurat (tepat).
Iklim
adalah keadaan cuaca rata-rata dalam waktu satu tahun yang penyelidikannya
dilakukan dalam waktu yang lama (± minimal 30 tahun) dan meliputi wilayah yang
luas. Iklim dapat terbentuk karena adanya:
- Rotasi dan
revolusi bumi sehingga terjadi pergeseran semu harian matahari dan
tahunan; dan
- Perbedaan
lintang geografi dan lingkungan fisis. Perbedaan ini menyebabkan timbulnya
penyerapan panas matahari oleh bumi sehingga besar pengaruhnya terhadap
kehidupan di bumi. Perhatikan pada gambar berikut ini.
Gambar 3: Jenis hewan yang tahan terhadap iklim panas
|
Gambar 4: Jenis hewan yang tahan terhadap
iklim dingin
|
Pada
gambar 3 di atas dapat Anda lihat bahwa di daerah iklim panas seperti di gurun
hanya dapat hidup jenis hewan yang tahan terhadap panas, misalnya unta. Begitu
pula di daerah beriklim dingin seperti di kutub hanya jenis hewan yang tahan
dingin saja yang dapat hidup, misalnya beruang kutub atau burung pinguin.
Perlu
Anda ketahui pula bahwa ilmu yang mempelajari tentang iklim disebut
Klimatologi, sedangkan ilmu yang mempelajari tentang keadaan cuaca disebut
Meteorologi.
Ada
beberapa unsur yang mempengaruhi keadaan cuaca dan iklim suatu daerah atau
wilayah, yaitu: suhu atau temperatur udara, tekanan udara, angin, kelembaban
udara, dan curah hujan. Untuk lebih jelasnya mari kita bahas unsur-unsur
tersebut.
a.
|
Suhu
atau Temperatur Udara
Suhu atau temperatur udara adalah derajat panas dari aktivitas molekul dalam
atmosfer. Alat untuk mengukur suhu atau temperatur udara atau derajat panas
disebut Thermometer. Biasanya pengukuran suhu atau temperatur udara
dinyatakan dalam skala Celcius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F). Udara
timbul karena adanya radiasi panas matahari yang diterima bumi. Tingkat
penerimaan panas oleh bumi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
- Sudut datang
sinar matahari, yaitu sudut yang dibentuk oleh permukaan bumi dengan
arah datangnya sinar matahari. Makin kecil sudut datang sinar matahari, semakin
sedikit panas yang diterima oleh bumi dibandingkan sudut yang datangnya
tegak lurus.
- Lama waktu
penyinaran matahari, makin lama matahari bersinar, semakin banyak panas
yang diterima bumi.
- Keadaan muka
bumi (daratan dan lautan), daratan cepat menerima panas dan cepat pula
melepaskannya, sedangkan sifat lautan kebalikan dari sifat daratan.
- Banyak
sedikitnya awan, ketebalan awan mempengaruhi panas yang diterima bumi.
Makin banyak atau makin tebal awan, semakin sedikit panas yang diterima
bumi.
Bagaimanakah
dengan persebaran suhu atau temperatur udara? Persebaran suhu atau temperatur
udara dapat dibedakan menjadi dua, yaitu persebaran horizontal dan vertikal.
Untuk lebih jelasnya silakan Anda simak uraian dari masing-masing persebaran
tersebut berikut ini.
1)
|
Persebaran
suhu atau temperatur udara horizontal.
Suhu atau temperatur udara di permukaan bumi untuk berbagai tempat tidak
sama. Untuk mempermudah membandingkannya, maka dibuat peta isotherm.
Isotherm yaitu garis khayal dalam peta yang menghubungkan tempat-tempat
yang mempunyai suhu atau temperatur udara rata-rata sama. Persebaran
horizontal secara tidak teratur dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya,
misalnya perbedaan suhu atau temperatur udara daratan dan lautan.
Ada
berbagai macam isotherm, yaitu isotherm bulan Januari, isotherm bulan Juli,
dan isotherm tahunan. Perhatikan gambar berikut ini.
a. Pada bulan Januari
|
b. Pada bulan Juli
|
Gambar 5:
Persebaran suhu atau temperatur udara secara horizontal
|
Untuk
lebih jelasnya silakan Anda simak uraian dari masing-masing isotherm
berikut ini.
- Isotherm
bulan Januari, yaitu tempat-tempat yang terdingin di belahan bumi
utara karena pada waktu itu matahari berada di belahan bumi selatan.
Contoh daerah yang terdingin antara lain Siberia dan Greenland,
sedangkan daerah yang terpanas antara lain Afrika Selatan dan
Argentina. Coba Anda cari daerah-daerah tersebut pada peta atau atlas.
- Isotherm
bulan Juli, yaitu daerah-daerah yang terdingin di belahan bumi selatan
seperti Australia Utara, dan daerah terpanas di belahan bumi utara
seperti Arab Persia.
- Isotherm
tahunan, yaitu garis di peta yang menghubungkan tempat-tempat yang
sama temperatur rata-ratanya dalam satu tahun. Daerah ini berada di
sebelah utara dan selatan equator/khatulistiwa (22°LU/LS), yaitu dari
Meksiko, Venezuela, Sahara, dan Dakan.
|
2)
|
Persebaran
suhu atau temperatur udara vertikal
Semakin naik suhu atau temperatur udara akan semakin turun. Secara umum,
setiap naik 100 meter, suhu atau temperatur udara turun 0,5°C. Ketentuan
ini tergantung pada letak dan ketinggian suatu tempat. Adanya perairan,
seperti selat dan laut sangat besar peranannya pada pengendalian suhu atau
temperatur, sehingga tidak terjadi perbedaan suhu terendah dan suhu
tertinggi yang sangat besar. Perhatikan gambar persebaran suhu atau
temperatur udara berikut ini.
Dengan
bervariasinya persebaran suhu atau temperatur udara baik secara horizontal
maupun vertikal, maka dapat terjadi gejala-gejala cuaca, kabut, dan awan.
Gambar 6 : Persebaran suhu atau temperatur
udara secara vertikal
|
|
b.
|
Tekanan
Udara
Selain suhu atau temperatur udara, unsur cuaca dan iklim yang lain adalah
tekanan udara. Tekanan udara adalah suatu gaya yang timbul akibat adanya
berat dari lapisan udara. Besarnya tekanan udara di setiap tempat pada suatu
saat berubah-ubah. Makin tinggi suatu tempat dari permukaan laut, makin
rendah tekanan udaranya. Hal ini disebabkan karena makin berkurangnya udara
yang menekan.
Besarnya tekanan udara diukur dengan barometer dan dinyatakan dengan milibar
(mb). Barometer terdiri dari berbagai macam. Coba Anda perhatikan pada gambar
di bawah ini.
Gambar 7: Macam-macam Barometer
Dari
gambar di atas hanya 3 jenis barometer yang biasa digunakan, yaitu:
- Barometer
air raksa, yang menggunakan skala milimeter air raksa (mm Hg). Barometer
ini diciptakan oleh Torriceli (1643).
- Barometer
Aneroid, yang menggunakan skala milibar (mb).
- Barograf,
yaitu barometer yang secara otomatis mencatat sendiri tekanan udara
setiap saat dalam jangka waktu tertentu dalam barogram dengan
menggunakan skala milibar (mb).
Tekanan
udara dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
1) Tekanan udara tinggi, lebih dari 1013 mb.
2) Tekanan udara rendah, kurang dari 1013 mb.
3) Tekanan di permukaan laut, sama dengan 1013 mb.
Garis
khayal dalam peta yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai tekanan
udara sama disebut isobar. Coba Anda perhatikan garis-garis isobar yang
menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai tekanan udara sama pada gambar 8.
Gambar 8: Garis-garis Isobar
|
c.
|
Angin
Angin merupakan salah satu unsur cuaca dan iklim. Apa yang dimaksud dengan
angin? Angin adalah udara yang bergerak dari daerah bertekanan udara tinggi
ke daerah bertekanan udara rendah.
Ada
beberapa hal penting yang perlu Anda ketahui tentang angin, yaitu meliputi:
1)
|
Kecepatan
Angin
Kecepatan angin dapat diukur dengan suatu alat yang disebut Anemometer.
Perhatikan gambar berikut ini.
Gambar 9: Alat Pengukur Kecepatan Angin
Kecepatan
angin dapat ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain:
- Besar
kecilnya gradien barometrik.
Gradien Barometrik, yaitu angka yang menunjukkan perbedaan tekanan
udara melalui dua garis isobar pada garis lurus, dihitung untuk
tiap-tiap 111 km (jarak 111 km di equator 1( atau 1/360 x 40.000 km =
111 km). Menurut hukum Stevenson bahwa kecepatan angin bertiup berbanding
lurus dengan gradien barometriknya. Semakin besar gradien
barometriknya, semakin besar pula kecepatannya.
- Relief
Permukaan Bumi
Angin bertiup kencang pada daerah yang reliefnya rata dan tidak ada
rintangan. Sebaliknya bila bertiup pada daerah yang reliefnya besar
dan rintangannya banyak, maka angin akan berkurang kecepatannya.
- Ada
Tidaknya Tumbuh-tumbuhan
Banyaknya pohon-pohonan akan menghambat kecepatan angin dan
sebaliknya, bila pohon-pohonannya jarang maka sedikit sekali memberi
hambatan pada kecepatan angin.
- Tinggi
dari Permukaan Tanah
Angin yang bertiup dekat dengan permukaan bumi akan mendapatkan
hambatan karena bergesekan dengan muka bumi, sedangkan angin yang
bertiup jauh di atas permukaan bumi bebas dari hambatan-hambatan.
|
2)
|
Kekuatan
Angin
Kekuatan angin ditentukan oleh kecepatannya, makin cepat angin bertiup maka
makin tinggi/besar kekuatannya. Pada tahun 1804 Beaufort seorang Laksamana
Inggris telah membuat daftar kekuatan dan kecepatan angin yang digunakannya
untuk pelayaran. Daftar tersebut kini masih tetap digunakan secara
internasional.
Untuk
lebih jelasnya silakan Anda perhatikan tabel 2 berikut ini.
Tabel 2: Skala Beaufort
|
3)
|
Arah
Angin
Menurut seorang ahli meteorologi bangsa Belanda yang bernama Buys Ballot
mengemukakan hukumnya yang berbunyi: Udara mengalir dari daerah maksimum ke
daerah minimum. Pada belahan utara bumi, udara/angin berkelok ke kanan dan
di belahan selatan berkelok ke kiri.
Pembelokan
arah angin terjadi karena adanya rotasi bumi dari barat ke timur dan karena
bumi bulat. Dalam mempelajari cuaca, diantaranya perlu mengetahui arah
angin. Arah angin dapat diketahui melalui arah baling-baling angin. Untuk
lebih jelasnya silakan Anda perhatikan gambar 10 di bawah ini.
Gambar 10: Alat Penunjuk Arah Angin
|
4)
|
Macam-macam
Angin
Tahukah Anda ada berapa golongan angin? Untuk mengetahuinya, mari kita
ikuti uraian berikut. Angin dapat digolongkan menjadi 3 macam, yaitu:
- Angin
tetap, yaitu angin yang arah tiupnya tetap sepanjang tahun, seperti:
- angin
passat, yaitu angin yang bertiup terus menerus dari daerah maksimum
subtropis utara dan selatan (30° - 40°) menuju ke minimum
khatulistiwa.
- angin
barat, yaitu angin antipassat (angin yang berhembus di atas angin
passat pada ketinggian (30 km dan arahnya berlawanan dengan angin
passat).
- angin timur,
yaitu angin yang bertiup dari kedua daerah maksimum kutub menuju
daerah minimum subpolar (lintang 66 1/2°C LU dan LS°.
- Angin
periodik. Angin ini dibagi menjadi:
- Angin
periodik harian meliputi angin darat dan angin laut; angin gunung dan
angin lembah.
- Angin
periodik setengah tahunan, disebut juga dengan angin muson (musim).
- Angin
lokal, yaitu angin yang bertiup pada daerah tertentu dan waktu
tertentu. Misalnya : angin kumbang, angin fohn, angin brubu, angin
bahorok, angin gending, dan lain-lain.
|
|
d.
|
Kelembaban
Udara
Unsur keempat yang dapat berpengaruh terhadap cuaca dan iklim di suatu tempat
adalah kelembaban udara. Kelembaban udara adalah banyaknya uap air yang
terkandung dalam massa udara pada saat dan tempat tertentu. Alat untuk mengukur
kelembaban udara disebut psychrometer atau hygrometer.
Kelembaban
udara dapat dibedakan menjadi:
- Kelembaban
mutlak atau kelembaban absolut, yaitu kelembaban yang menunjukkan berapa
gram berat uap air yang terkandung dalam satu meter kubik (1 m3) udara.
- Kelembaban
nisbi atau kelembaban relatif, yaitu bilangan yang menunjukkan berapa
persen perbandingan antara jumlah uap air yang terkandung dalam udara
dan jumlah uap air maksimum yang dapat ditampung oleh udara tersebut.
|
e.
|
Curah
Hujan
Apakah yang dimaksud dengan curah hujan? Curah hujan adalah jumlah air hujan
yang turun pada suatu daerah dalam waktu tertentu. Alat untuk mengukur banyaknya
curah hujan disebut Rain Gauge. Curah hujan diukur dalam harian, bulanan, dan
tahunan.
Curah
hujan yang jatuh di wilayah Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain:
1) Bentuk medan atau topografi;
2) Arah lereng medan;
3) Arah angin yang sejajar dengan garis pantai; dan
4) Jarak perjalanan angin di atas medan datar.
Hujan
adalah butiran-butiran air yang dicurahkan dari atmosfer turun ke permukaan
bumi. Sedangkan garis yang menghubungkan tempat-tempat di peta yang mendapat
curah hujan yang sama disebut isohyet.
Berdasarkan
butiran yang dicurahkan dan asal terjadinya, hujan dapat digolongkan menjadi
2 macam, yaitu:
- Berdasarkan
butiran-butiran yang dicurahkan, hujan dapat dibedakan menjadi empat
macam, yaitu:
- Hujan
gerimis atau drizzle. Hujan ini mempunyai diameter butiran-butiran
kurang dari 0,5 mm.
- Hujan salju
atau snow. Hujan salju terdiri dari kristal-kristal es yang
temperaturnya berada di bawah titik beku.
- Hujan batu
es. Hujan ini berbentuk curahan es yang turun di dalam cuaca panas dari
awan yang temperaturnya di bawah titik beku.
- Hujan deras
atau rain, yaitu curahan air yang turun dari awan yang temperaturnya di
atas titik beku dan butirannya sebesar 7 mm.
- Berdasarkan
asal terjadinya, hujan dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
- Hujan
front, yaitu terjadi karena pertemuan dua jenis udara yang berbeda
temperatur, yakni udara panas/lembab dengan udara dingin sehingga
berkondensasi dan turun hujan.
- Hujan
konveksi atau hujan zenith, yaitu terjadi karena arus konveksi yang
menyebabkan uap air di khatulistiwa naik secara vertikal, karena
pemanasan air laut terus menerus lalu mengalami kondensasi dan turun
sebagai hujan.
- Hujan
orografi atau hujan gunung, yaitu terjadi dari udara yang mengandung
uap air dipaksa oleh angin mendaki lereng pegunungan berkondensasi dan
turun sebagai hujan.
- Hujan
buatan, yaitu dibuat dengan cara menggunakan garam-garaman untuk
merangsang awan hingga uap air di udara dengan ketinggian 3000 kaki
lebih cepat berkondensasi menjadi air dan turun sebagai hujan.
|
Sumber :
- http://belajar.kemdiknas.go.id/index3.php?display=view&mod=script&cmd=Bahan%20Belajar/Modul%20Online/SMP/view&id=132&uniq=1031